My Superlate Honeymoon (part 2) :D

Nahh, bagaimana kelanjutan cerita saia menyusuri Samudera Hindia? yukk, simak disini 😀

Kami mulai naik perahu pukul 08.30 WIB, sepanjang perjalanan kami dijelaskan oleh mas Sutrisno tentang tempat-tempat (bebatuan, goa dll) di sekitar pulau (mengelilingi tepi cagar alam), mulai dari Pasir Putih (area diving dan snorkling), Batu Mandi (area surfing), P. Raja Mantri, Sarang Burung Walet, Batu Layar (area diving dan snorkling) lalu kembali lagi ke Pasir Putih..Perjalanan ditempuh lebih kurang 1 jam..

Sesampainya di Pasir Putih kami diturunkan oleh mas Sutrisno, dia berjanji akan menjemput kami jika sudah selesai..Kami segera menyewa peralatan untuk snorkling berupa kacamata dan alat bantu nafas sebesar Rp.50.000,00/orang, jika ingin menggunakan kaki katak dikenakan biaya Rp.10.000,00/orang.. Kita bisa menggunakan selama kita mau..Kebetulan saia ngga bisa berenang (nekat ya?hihi) tapi tetep pengen snorkling, jadilah kami menggunakan instruktur, dikenakan biaya lagi Rp.50,000,00/trip. Saia sarankan menggunakan instruktur, apalagi bagi yang belum pernah snorkling/diving, sealin lebih aman, kita juga lebih puas, karena sang instruktur akan menunjukkan keindahan bawah laut dengan lebih baik… 😀

Puas berlelah ria saat snorkling, kami beristirahat di pantai Pasir Putih sambil menikmati laut lepas..Oiya, hati-hati dengan keberadaan monyet-monyet yang berkeliaran, mereka suka mengambil makanan yang kita bawa loh!! Jangan pernah menyimpan barang-barang dalam kantung plastik, karena akan mereka kira berisi makanan.

Setelah hilang lelah, kami sudah ditunggu mas Sutrisno..Dia nawarin untuk menjelajah hutan cagar alam..Katanya tanpa dipungut biaya tambahan! Asyiikk!! hehe..Di dalam Cagar Alam Pananjung banyak banget tanaman beserta keterangannya, banyak juga goa-goa atau bunker peninggalan Jelang disana…Seru deh bagi yang suka treking…Kami sempat berpapasan langsung dengan rusa maupun monyet..Mereka jinak, bisa didekati (tapi saia ngga mau ngedeketin monyet :D)..Katanya juga nih, kawasan ini seirng digunakan syuting serial “Maklampir” yang tayang di televisi ituuu…hehe..

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Sesudah habis Cagar Alam kami kelilingin, kami kembali ke Pantai Barat menggunakan perahu lagi…Hari pun sudah siang banget, istirahatlah kami untuk persiapan lagi esok hari 😀

Ssstt, sekedar intermezzo…Tepat pergantian malam, suami saia ngasih saia kejutan ulangtahun..Pas saia tidur, dia hujan-hujanan ngambil kado di mobil lalu membangunkan saia..hehe

Pagi menjelang, kami mulai packing dan check-out untuk menuju ke Green Canyon, orang sekitar menyebutnya Cukang Taneuh..Perjalanan dari Pangandaran sejauh 20 km memakan waktu lebih kurang 1 jam, karena jalanan sedang dalam perbaikan…Sesampainya disana, saia takjub dengan air sungai yang berwarna hijau tosca dari jauh..Sungguh gemas dibuatnya..Dari pintu masuk kawasan wisata, kita harus menggunakan perahu sewa dengan membayar Rp. 75.000,00/perahu, maksimal 6 orang…

Di atas perahu kita bisa menikmati pemandangan yang menyejukkan mata..hijau dimana-mana…Sekitar 30-45 menit kita akan tiba di mulut Green Canyon…Kebetulan saat itu habis hujan, jadi  arus agak deras dan air agak berwarna kecoklatan..Bagi yang ingin melakukan body rafting, tinggal bilang aja ke mas-mas yang bawa perahu, nanti menggunakan perahu menyusuri tebing untuk bisa melakukan body rafting. Kebetulan saia sama suami hendak langsung balik ke Bandung, jadi malas..Kami hanya berfoto di sekitar mulut Green Canyon 😀

Setelah puas mengabadikan momen, kami bersiap kembali ke Bandung…Kami kurang beruntung, karena setiba di Nagrek, kami terjebak macett, perjalanan memakan waktu 8 jam, sodara-sodara!! Tapi tak apalah, meski macet, namanya honeymoon tetap dinikmati berdua suami…ehehe..

Itu dulu deh cerita saia kali ini…Esok-esok bertemu lagi dalam penuturan yang lain..Adios! 😀

Pesona Tanjung Papuma, Membuatku Jatuh Cinta….

Daripada keburu kadaluawarsa, saia mo posting tentang travelling saia yang terakhir *maklum, sibuk, hee*

Liburan tahun baru kemaren (tanggal 1 dan 2 Januari) saia bersama kawan-kawan SMA saia ingin berlibur di sekitar Jawa Timur….Cari punya cari, usut punya usut, ketemulah dengan kawasan pantai yang cukup baru di Jember Selatan…Namanya Tanjung Papuma yang bersebelahan dengan pantai Watu Ulo…Papuma sendiri merupakan kepanjangan dari Pasir Putih Malikan…Memang,menurut pengamatan saia, Papuma ini punya pasir putih yang haluuus, dan malikan bertebaran (bebatuan yang bentuknya pipih di sepanjang pantai), pokoknya perpaduan yang unik, sesuai namanya…Tanjung Papuma terletak di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, dan Wuluhan…Dari Surabaya memakan waktu skitar 5 jam naek kendaraan pribadi…

Pada tanggal 1 Januari, kami berangkat dari Surabaya menuju Jember skitar pukul 6.30WIB menggunakan mobil sewaan+sopir+bensin untuk 2 hari (biaya skitar 1,3juta)…Rutenya si seperti biasa, melewati Porong-Pasuruan-Probolinggo-Lumajang…Kami sempat berhenti sebentar untuk makan-pagi-setengah-siang dan menunaikan sholat Jumat sebelum masuk Jember…Sesampainya di Rambipuji, Jember, akan ada papan petunjuk menuju Watu Ulo, yang mengharuskan kita mengambil belokan ke kanan, lalu menempuh skitar 37 km menuju Tanjung Papuma, yah,,kira-kira memakan waktu sekitar 1 jam dari kita belok itu…. Akses ke Tanjung Papuma sekarang mudah, tidak perlu memutar lewat Watu Ulo (ditambah dikenakan tiket masuk double)…Sudah terbentang jalan beraspal yang dulunya hutan..Tapi hati-hati, jalannya tidak terlalu lebar untuk dilalui mobil, cukup menanjak, dan berkelok, apalagi kalo malam tidak ada penerangan…So, mending berangkat saat matahari masih bersinar aja de…Setibanya di depan loket pada pukul 14.30WIB, kami dikenakan biaya Rp. 5.000,00/orang dan Rp. 1.000,00/mobil (karena hari libur)….Begitu masuk, Naudzubillah,, penuuuh skali dengan manusia, tampaknya ada acara rutin tahun baruan….Kalo hari biasa mah sepiii…. Akhirnya dengan susah payah, kami mencari tempat parkir dan langsung menuju kantor Perum Perhutani untuk check-in (kami sudah booking penginapan di Papuma jauh-jauh hari)…Tarif penginapan yang dikelola Perum Perhutani ini ada dua, yaitu Rp.150.000,00 dan Rp.300.000,00/kamar. Fasilitasnya terdiri dari: single bed, televisi 14 inch, kamar mandi, AC…Yang membedakan keduanya adalah jumlah bed dan luas ruangan saja…Kami menyewa 2 kamar besar, karena long weekend kami dikenakan tarif Rp. 350.000,00/kamar…

Sesudah check-in dan bersih-bersih diri, kami berjalan-jalan di dekat pantai serta mencari makan untuk malam harinya…Wana wisata ini kan termasuk baru, dan masi belom dikelola seperti layaknya pantai Kuta ato Senggigi, dan pantai terkenal lainnya (itu sebabnya kami memilih berlibur disini,,masi cukup alami!!yang virgin emang lebih oke…heee), jadinya di sepanjang pantai utama, kami hanya menemukan belasan depot atau warung yang menjual seafood, terutama menu ikan bakar…Ada juga yang menjual bakso, mie instan, es degan, maupun kerajinan tangan dari laut (yang terakhir bukan untuk dimakan loh!!)…Setelah memilih satu warung dan memesan ikan segar, kami kembali malam harinya untuk menyantap ikan-ikan bernasib na’as tersebut…hee…Harganya cukup terjangkau ko…Ikan bakar siap santap cuma Rp.35.000,00-40.000,00/kg…Rasanya enak, pokoknya pinter-pinter aja milih ikannya. Harga minuman juga berkisar Rp. 2.000,00-4.000,00/gelas…Enaaaak banget,makan di warung tepi pantai ditemani semilir angin dan bermandikan cahaya bulan…ssssaaaahhh!!! *dangdut banget*

Sepulang makan, kenyang, kami maen Uno sampe larut, trus istirahat de… Keesokan paginya sesudah sholat subuh, skitar pukul 5.30, kami mulai treking, menyusuri pantai…..Sepanjang mata memandang, pantainya sepiii…..Bener-bener kliatan indahnya…Di pantai utama (pantai timur) pasirnya memang putih bersih, lautnya tampak biru-hijau, pertanda bersih dan dalam…Sesekali menjulang karang besar di tengah laut, indah tak bergeming didera debur ombak…Suaranya memukau, indah, namun ada kalanya bikin merinding…Ada beberapa karang besar yang bisa kita capai loh saat air laut sedang surut… Di pantai timur ini masih memungkinkan wisatawan untuk berenang di tepi laut, karena masih dominan pasirnya, tak terlalu banyak karangnya, tapi ombak cukup besar..Jadi, hati-hati saja… Setelah berbagai pose foto dicoba di pantai timur, kami bergerak ke pantai barat (jalan kaki tentu saja)..Sebelumnya kami naik dulu ke atas bukit melalui anak tangga yang tersedia, ternyata di puncak bukit juga ada semacam pendopo yang difungsikan oleh petugas sebagai menara. Perhutani menyebutnya “Sitihinggil”…Subhanallah, dari atas bukit, kita bisa melihat dua pantai sekaligus (timur dan barat)….Indah sekali, kaya di surga sebelah manaa gitu (kaya uda pernah mampir surga ajah)…Hamparan pantai tampak panjaaaang memutar dari atas bukit, masi alami, dengan deburan ombak yang menggelora khas laut selatan…Ini ni hasil rekam gambar saia…

Di pantai barat, ngga bisa dipake berenang sama skali, karena banyak batu-batu karang dan malikan yang tersebar sejak dari pantai hingga lautan, apalagi ombaknya lebih dahsyat…..Kalo mau nekad berenang, benjol-benjol ato masuk RS, ngga nanggung loh saia… Lelah berjalan-jalan, kami kembali ke peraduan sembari mencari ikan bakar lagi sebagai menu sarapan…Lebih ueenak ternyata kalo pagi, karena ikannya bener-bener masi segar….Nelayan biasanya memang kembali dari laut ketika subuh ato pagi hari….hmm Setelahnya, kami mandi, trus siap-siap pulang de…

Liburan kali ini,menyenangkan….Bisa berlibur di tempat yang belom terlalu diketahui orang banyak, masi alami, yang pasti tidak terlalu menguras kantong…Bener de, coba bandingkan jika kita berlibur ke Bali ato Lombok, padahal panorama yang didapat ngga jauh beda…bisa ko diadu….*kompor*